Rabu, 23 Juli 2008

selamatan...

telah kuikhlaskan rasa sakit itu sebelum terjadi
ketika dan sesudahnya

telah kutaburkan di wajahmu wewangian kembang
dan kupanjatkan doa ampunan bagimu

tapi aku tak berhak mewakili hati rakyatmu
sebab tenaga untuk menegakkan kakiku sendiri ini
kupinjam dari mereka

aku tak memiliki harkat kedaulatan mereka
serta tak kugenggam kuara nurani mereka
yang diterima dari Tuhan

oleh karena itu
jika engkau mengharapkan keselamatan di esok hari
temuilah sendiri ruh mereka

kalau matahari digelapkan
kalau tanah titipan dirampas
kalau udara disedot
kalau malam disiangkan dan siang dimalamkan
kalau hak akal sehat dibuntu
hendaklah siapapun ingat bahwa aku tak berhak menawar
apa sikap Tuhanku atas kebodohan itu
oleh karena itu
jika engkau masih mungkin percaya
bahwa engkau butuh keselamatan esok pagi
ketuklah sendiri pintu Tuhan yang sejak lama
mengasingkan diri dirumah nurani rakyatmu

EMHA AINUN NADJIB-

Senin, 21 Juli 2008

Dari Rendra tentang indonesia..

sajak ini kok mirip dengan realita bangsa kita ya, rendra mampu membaca indonesia dengan kedalaman jiwa sastranya, saluuuuuttt..!

Kita adalah angkatan gagap

yang diperanakkan oleh angkatan takabur.
Kita kurang pendidikan resmi
di dalam hal keadilan,
karena tidak diajarkan berpolitik,
dan tidak diajar dasar ilmu hukum

Kita melihat kabur pribadi orang,
karena tidak diajarkan kebatinan atau ilmu jiwa.

Kita tidak mengerti uraian pikiran lurus,
karena tidak diajar filsafat atau logika.

Apakah kita tidak dimaksud
untuk mengerti itu semua ?
Apakah kita hanya dipersiapkan
untuk menjadi alat saja ?

inilah gambaran rata-rata
pemuda tamatan SLA,
pemuda menjelang dewasa.

Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan.
Bukan pertukaran pikiran.

Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan,
dan bukan ilmu latihan menguraikan.

Dasar keadilan di dalam pergaulan,
serta pengetahuan akan kelakuan manusia,
sebagai kelompok atau sebagai pribadi,
tidak dianggap sebagai ilmu yang perlu dikaji dan diuji.

Kenyataan di dunia menjadi remang-remang.
Gejala-gejala yang muncul lalu lalang,
tidak bisa kita hubung-hubungkan.
Kita marah pada diri sendiri
Kita sebal terhadap masa depan.
Lalu akhirnya,
menikmati masa bodoh dan santai.

Di dalam kegagapan,
kita hanya bisa membeli dan memakai
tanpa bisa mencipta.
Kita tidak bisa memimpin,
tetapi hanya bisa berkuasa,
persis seperti bapak-bapak kita.

Pendidikan negeri ini berkiblat ke Barat.
Di sana anak-anak memang disiapkan
Untuk menjadi alat dari industri.
Dan industri mereka berjalan tanpa berhenti.
Tetapi kita dipersiapkan menjadi alat apa ?
Kita hanya menjadi alat birokrasi !
Dan birokrasi menjadi berlebihan
tanpa kegunaan -
menjadi benalu di dahan.

Gelap. Pandanganku gelap.
Pendidikan tidak memberi pencerahan.
Latihan-latihan tidak memberi pekerjaan
Gelap. Keluh kesahku gelap.
Orang yang hidup di dalam pengangguran.

Apakah yang terjadi di sekitarku ini ?
Karena tidak bisa kita tafsirkan,
lebih enak kita lari ke dalam puisi ganja.

Apakah artinya tanda-tanda yang rumit ini ?
Apakah ini ? Apakah ini ?
Ah, di dalam kemabukan,
wajah berdarah
akan terlihat sebagai bulan.

Mengapa harus kita terima hidup begini ?
Seseorang berhak diberi ijazah dokter,
dianggap sebagai orang terpelajar,
tanpa diuji pengetahuannya akan keadilan.
Dan bila ada ada tirani merajalela,
ia diam tidak bicara,
kerjanya cuma menyuntik saja.

Bagaimana ? Apakah kita akan terus diam saja.
Mahasiswa-mahasiswa ilmu hukum
dianggap sebagi bendera-bendera upacara,
sementara hukum dikhianati berulang kali.

Mahasiswa-mahasiswa ilmu ekonomi
dianggap bunga plastik,
sementara ada kebangkrutan dan banyak korupsi.

Kita berada di dalam pusaran tatawarna
yang ajaib dan tidak terbaca.
Kita berada di dalam penjara kabut yang memabukkan.
Tangan kita menggapai untuk mencari pegangan.
Dan bila luput,
kita memukul dan mencakar
ke arah udara

Kita adalah angkatan gagap.
Yang diperanakan oleh angkatan kurangajar.
Daya hidup telah diganti oleh nafsu.
Pencerahan telah diganti oleh pembatasan.
Kita adalah angkatan yang berbahaya.

WS Rendra

dari Rendra buat kita cha..

rendra memang baik ya cha, dia kasih hadiah sajak ini buat kita.
coba dech baca mantap banget ya.. ini hadiah dari mas rendra buat kita lho, tanks ya mas I love U he...he..

Lunglai - ganas karena bahagia dan sedih,
indah dan gigih cinta kita di dunia yang fana.
Nyawamu dan nyawaku dijodohkan langit,
dan anak kita akan lahir di cakrawala.
Ada pun mata kita akan terus bertatapan hingga berabad-abad lamanya.

Juwitaku yang cakap meskipun tanpa dandanan
untukmu hidupku terbuka.
Warna-warna kehidupan berpendar-pendar menakjubkan
Isyarat-isyarat getaran ajaib menggerakkan penaku.
Tanpa sekejap pun luput dari kenangan padamu
aku bergerak menulis pamplet, mempertahankan kehidupan.
WS RENDRA

Lunglai - ganas karena bahagia dan sedih,
indah dan gigih cinta kita di dunia yang fana.
Nyawamu dan nyawaku dijodohkan langit,
dan anak kita akan lahir di cakrawala.
Ada pun mata kita akan terus bertatapan hingga berabad-abad lamanya.

Juwitaku yang cakap meskipun tanpa dandanan
untukmu hidupku terbuka.
Warna-warna kehidupan berpendar-pendar menakjubkan
Isyarat-isyarat getaran ajaib menggerakkan penaku.
Tanpa sekejap pun luput dari kenangan padamu
aku bergerak menulis pamplet, mempertahankan kehidupan.
WS RENDRA

ncha..

cha..memang tidaklah pantas ketika seseorang mengukur sebuah cinta dengan ukuran materi apalagi dengan ukuran pamrih. sebab hakikat dari cinta adalah ketulusan, cinta tidak bisa diukur dengan apapun kecuali dengan ketulusan dan keluhuran batin,karena cinta berada pada domain yang sifatnya ruhani bukan ragawi.
bisa saja seorang ilmuwan menciptakan alat untuk mengukur dalamnya samudera,mengukur luasnya bumi,mengukur jarak matahari dan bumi, namun tidak akan ada satu mahlukpun di muka bumi ini yang mampu mengukur kekuatan cinta.
cinta adalah memberi bukan menerima...
cinta adalah memperhatikan bukan ingin diperhatikan...
cinta adalah mengingatkan bukan mengekang...
itulah ajaran para dewa..
cinta adalah sebuah replik indah yang setiap orang ingin menikmati keindahanya namun kadang keliru menerjemahkanya.
cha..aku bukan ingin mengajari kamu makna cinta seperti yang dikisahkan para dewa dan aku juga bukan ingin mengajak kamu agar kita menjalani cinta seperti dalam kisah para dewa, karena kita tidak akan mampu seperti itu...
karena aku bukan dewa..
karena kau bukan dewi..
karena kita bukan sepasang dewa-dewi yang sedang menjalani kisah cinta..
kita hanyalah manusia...
kita adalah seonggok raga yang dalam jiwa kita terdapat perasaan ingin memberi tapi juga ada perasaan ingin menerima.
dalam batin kita ada sifat ingin memperhatikan tapi juga memiliki sifat ingin diperhatikan.
dalam hati kecil kita masih ada noktah-noktah pamrih...jangankan kepada sesama manusia, kepada tuhan yang telah menciptakanyapun manusia bersifat pamrih,bukankah setiap kali manusia beribadah karena mengharap balasan pahala dari tuhan? bukankah itu pamrih?
cha..aku hanya ingin kita menjalani cinta selayaknya manusia, dimana ada keseimbangan didalamnya, ada keadilan didalamnya, ada ketulusan jiwa yang berbicara, ada kelembutan hati yang berbisik, ada sebuah kesadaran bahwa kita adalah mahluk yang sedang belajar untuk saling memahami, saling mengisi, saling memberi dan menerima.
tidak perlu seperti aisyah dan maria, dua perempuan yang telah menemukan makna ketulusan cinta. gak harus menjadi seperti sinta yang sampai mati mempertahankan kesetiaannya.
gak usah menjadi siapapun.. aku hanya berharap kamu menjadi diri kamu sendiri, menjadi sosok yang mau belajar dari kesalahan, sosok yang bijak dalam bertindak dan berfikir.
cha, yang paling mudah dalam hidup ini adalah menilai orang lain, saking sibuknya menilai orang lain, kadang kita lalai untuk menilai diri sendiri, oleh sebab itu mari luangkan waktu sejenak untuk menilai diri sendiri.
cha..apa yang aku tulis ini bukan bermaksud untuk menggurui apalagi untukmengukur seberapa besar dan seberapa kuat cintamu dan cinta kita, karena aku tidak akan mampu mengukurnya dengan sebuah ukuran yang aku ciptakan sendiri, kitalah yang harus menciptakan ukuran itu, mari kita jujur bertanya kepada hati kecil kita yang paling dalam..sudah adilkah kita kepada kekasih kita? ini adalah sebuah pertanyaan penting! bukankah kebahagiaan seorang kekasih adalah ketika dia mampu membahagiakan kekasihnya...?

Jumat, 18 April 2008