Minggu, 30 Desember 2007

Demonstran juga manusia...

sesuatu yang lumrah dalam kehidupan ini, jika ada yang tidak sepakat terhadap apa yang kita perbuat, hal ini sudah tentu terjadi untuk semua persoalan, bukan hanya untuk persoalan yang menurut rasio kita baik tapi juga untuk persoalan yang menurut rasio kita tidak baik, artinya akan selalu ada orang yang tidak sepakat dengan sesuatu yang baik dan akan ada juga orang yang sepakat untuk sesuatu yang tidak baik.
termasuk juga cara- cara yang ditempuh oleh para demonstran dalam menyampaikan aspirasinya, akan selalu ada penilaian negatif untuk hal ini, dari alasan bikin macet jalanlah, gak bakalan didengarlah, ganggu ketertiban umumlah, penyampaianya yang tidak elegan dan proposionalah sampai ada yang sinis bilang kurang kerjaan, walaupun tentu ada juga masyarakat yang menilai baik gerakan para demonstran.
penilaian negatif dari sebagian masyarakat sudah tentu merupakan cambukan bagi para aktivis, bisa jadi persoalan tersebut muncul karena masyarakat sudah jenuh dengan kondisi sosial yang memang tidak kunjung berubah, demonstrasi tiap hari juga buktinya korupsi jalan terus..teriak - teriak sampai serak juga masyarakat miskin terus.. bergerombol diatas aspal panas tiap minggu juga harga sembako gak turun- turun..
fakta yang terjadi diatas juga bisa disebabkan oleh banyak hal, yang pertama boleh jadi disebabkan oleh pola gerakan mahasiswanya yang bersifat sporadis, artinya para aktivis gerakan terjebak pada sebuah sikap verbalisme dan ngartis, merasa sudah melakukan sesuatu yang baik bagi masyarakat ketika berteriak - teriak dimoncong mikrophone dan merasa puas ketika aksinya headline di media, ahirnya aspirasinya diterbangkan oleh angin karena lupa pada persoalan subtansif yaitu aspirasinya bisa diterima dan bisa dirasakan oleh masyarakat.
gerakan mahasiswa memang tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan pers, kedua elemen ini adalah perangkat vital demokrasi, pers adalah penyambung suara - suara lantang mahasiswa kepada masyarakat luas, namun bukan berarti harus merasa puas dan bangga ketika gambar - gambarnya terpampang di media, karena sosialisasi yang dilakukan oleh insan pers bukanlah tujuan perjuangan namun hanya alat perjuangan.
yang kedua bisa jadi karena banyaknya aktifis gerakan yang kebelet ingin buru - buru kaya dan ahirnya menjadi pelacur gerakan, gerakan hanya dijadikan sebuah alat untuk memperkuat posisi tawarnya (bargaining potition) didepan penguasa yang kemudian ditindak lanjuti oleh kerlingan - kerlingan mata yang ujung - ujungnya akan berhenti oleh saweran - saweran receh atau dihadiahi proyek - proyek APBD.
semua gerakan, apakah itu gerakan rakyat ataupun gerakan mahasiswa akan sangat dipengaruhi oleh kekuatan finansial untuk menopang eksistensi gerakannya, akan tetapi bukan berarti harus menjadi pelacur gerakan, apalagi menjadikan gerakan mahasiswa sebagai proyek untuk mengumpulkan pundi - pundi uang untuk kepentingan perut pribadi dengan mengekploitasi penderitaan rakyat dan bangsa ini.
gerakan mahasiswa adalah gerakan moral yang berorientasi pada kepentingan rakyat, gerakan mahasiswa adalah gerakan murni tanpa pesanan penguasa apalagi pesanan pejabat yang tangannya telah kotor oleh kejahatan korupsi dan demontrasi adalah jalan yang kami pilih untuk menyalurkan aspirasi, bukan anti diplomasi namun cukup anggota - anggota dewan kita yang terhormat dan para pejabat yang menempuh jalan itu.
mohon maaf apabila kami terlalu lantang berteriak, terlalu keras memberontak, sering membuat macet jalan, mengganggu aktifitas dan dianggap anarkis, namun dibalik itu semua kami ingin memberikan makna kepada bangsa kita tercinta, dengan jalan dan cara kami sendiri, mudah - mudahan tuhan setuju.. maaf kepada rakyat jika perjuanga kami tidak sempurna, karena demonstran juga manusia...!

Tidak ada komentar: